Bappeda Kota Subulussalam Mengadakan Workshop Multistakeholders Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Berbasis Lanskap
SUBULUSSALAM - Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Subulussalam bekerja sama dengan Earthworm Foundation (EF) mengadakan Workshop Multistakeholders Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA) Berbasis Lanskap pada Rabu (7/4/2021). Acara ini dilaksanakan di Aula Bappeda Kota Subulussalam.
Laporan panitia oleh Sekretaris Bappeda Kota Subulussalam, Ridlo Sahri Walhuda, S.Sos. Ia menuturkan dengan diselenggarakannya workshop ini memiliki target sebagai berikut:
- Mendiskusikan kendala dan hambatan serta tantangan pengelolaan SDA di Kota Subulussalam;
- Mendapatkan pengetahuan pengelolaan SDA;
- Mendiskusikan potensi;
- Mendapatkan kolaborasi merancang rencana aksi pengelolaan SDA.
Selain itu, juga diharapkan mendapatkan keluaran:
- Mendapatkan kesepakatan tentang permasalahan pengelolaan SDA;
- Mendapatkan peserta yang membedakan berbasis lanskap dan pendekatan lainnya;
- Adanya ide-ide inisiatif berbasis multistakeholder;
- Ada kesepakatan rencana aksi pengelolaan SDA.
Workshop ini dibuka oleh Wakil Walikota Subulussalam, Drs. Salmaza, MAP. Dalam pemaparannya, Drs. Salmaza, MAP., menuturkan jika sawit merupakan salah satu penyumbang devisa negara terbesar. Luas areal sawit di Kota Subulussalam mencapai 17 ribu hektar dengan produksi mencapai 35ribu ton.
Turut berhadir unsur pemerintah, beberapa SKPK, unsur masyarakat, insan pers, dan lembaga terkait, serta pihak perwakilan perusahaan di Kota Subulussalam.
Setelah acara pembukaan, acara dilanjutkan dengan sesi pemaparan materi yang dibimbing oleh Leli Nuromah. Pemaparan materi dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi pertama yang dipaparkan oleh Edy Yurisman, ST., dari Bappeda Kota Subulussalam dan Rudman Simanjuntak dari Musim Mas.
Edy Yurisman memaparkan tentang "Kebijakan, Strategi & Rencana Pembangunan Kota Subulussalam dalam Mendukung Pertumbuhan Ekonomi Hijau Aceh." Dan Rudman Simanjuntak memaparkan tentang "Program Petani Swadaya Musim Mas."
Lalu dilanjutkan sesi kedua dengan narasumber Prof. Dr. Mahyidin dari PPLH-SDA Universitas Syiah Kuala, Nurul Akmal, SE., MM. dari DP3KB, dan Endang Widodo dari WCS. Masing-masing pemateri memaparkan tentang "Pembangunan Berkelanjutan dalam Perspektif Isu-isu Lingkungan dan Sosial," "Peran Perempuan dalam Pembangunan Daerah Pada Pengelolaan Sumber Daya Alam (PSDA)," "Konflik Manusia-Satwa Liar di Subulussalam."
Acara kemudian dilanjutkan dengan workshop yang dipimpin oleh Agus H Nahrowi dari Earthworm Foundation.
Workshop ini juga akan dilanjutkan pada Rabu (8/4/2021) dan akan dipandu oleh Agus H Nahrowi. (mi)