Ketika Harga Pupuk Mahal Petani Desa Bawan Mempunyai Solusi ”Mengolah Limbah Menjadi Berkah”

Ketika Harga Pupuk Mahal Petani Desa Bawan Mempunyai Solusi ”Mengolah Limbah Menjadi Berkah”

SUBULUSSALAM - Dalam merawat tanaman,Pupuk merupakan salah satu komponen terpenting yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Berlimpahnya kotoran ternak menjadi salah satu solusi bagi petani di Desa Bawan sebagai subtitusi pupuk Anorganik. Kamis (09/09/2021) Petani Desa Bawan mendapatkan materi dan praktek oleh Waluyo Sutopo-Earthworm Foundation yang kerap disapa “Pakde” tentang cara  mengolah kotoran ayam menjadi pupuk organik. Kotoran ayam merupakan salah satu limbah yang dihasilkan baik ayam petelur maupun ayam pedaging yang memiliki potensi yang besar sebagai pupuk organik. Komposisi kotoran sangat bervariasi tergantung pada sifat fisiologis ayam, ransum yang dimakan, lingkungan kandang termasuk suhu dan kelembaban. Kotoran ayam merupakan salah satu bahan organik yang berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan pertumbuhan tanaman. Kotoran ayam mempunyai kadar unsur hara dan bahan organik yang tinggi serta kadar air yang rendah sehingga kotoran ayam dapat digunakan sebagai pupuk organik untuk berbagai komoditas tanaman.

Berikut cara pembuatan Pupuk Kompos dari Kotoran Ayam :

Persiapkan terlebih dahulu alat dan bahan yang akan digunakan selama proses ini.
Alat dan bahan:  

  1. Kotoran ayam sebanyak 1000 kg
  2. Kapur Pertanian/Dolomite 50 Kg
  3. Gipsum 20 kg
  4. Dedak sebanyak 50 kg
  5. Pupuk Organik cair (Eco Farming) 1 Box
  6. Gula merah sebanyak 1 kg
  7. Air bersih secukupnya

 

Cara pembuatan:

A.    Membuat Pekatan Bioaktivator(EcoFarming, EM4, M11, M21, SOT dll)

(Kegiatan ini menggunakan bioaktivator dengan merk dagang EcoFarming)

Larutkan 1 Box EcoFarming dengan 1 liter air kelapa (Bisa dengan Air gula/Molase) diamkan minimal 30 menit akan lebih bagus bila pembuatan pekatan EcoFarming ini dilakukan satu hari sebelumnya.

 

B.     Proses Pembuatan Kompos

  1. Campurkan kotoran ayam,Dolomite,Gipsum serta dedak. Aduk hingga bahan-bahan tersebut tercampur merata.
  2. Siramkan pekatan larutan EcoFarming yang sudah dicampurkan dengan air ke atas adunon kompos tersebut hingga merata.
  3. Tutup adonan tersebut dengan menggunakan plastik, terpal(Proses Anaerob) Hidarkan proses pembuatan kompos ini dari paparan matahari langsung.
  4. Proses pengomposan tersebut berlangsung minimal 7 hari, cek kondisi apabila bahan kompos berubah tekstur dan warna(terang menjadi gelap) menandakan bahwa kompos tersebut sudah jadi. Apabila ciri tersebut belum didapat maka kompos tersebut ditutup kembali.

 

C.    Dosis Aplikasi

Jumlah kompos tersebut bisa diaplikasikan sebagai pupuk dasar untuk luasan lahan 2500m2 atau 0,25 Ha.

 

Kegiatan ini adalah kolaborasi Pemerintah Kota Subulussalam melalui Bappeda Kota Subulussalam dan Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan Kota Subulussalam dengan mitra pembangunan daerah yaitu Earthform Foundation (EF) dalam rangka pembangunan daerah yang berkelanjutan di Subulussalam. (ef)