PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SOSIAL TERKAIT NILAI KONSERVASI TINGGI (NKT) DAN STOK KARBON TINGGI (SKT)

PELATIHAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SOSIAL TERKAIT NILAI KONSERVASI TINGGI (NKT) DAN STOK KARBON TINGGI (SKT)

SUBULUSSALAM - Pemerintah Kota Subulussalam melalui Bappeda Kota Subulussalam bekerjasama dengan Earthworm Foundation (EF) melaksanakan Pelatihan Lingkungan Hidup dan Sosial Terkait Nilai Konservasi Tinggi (NKT) dan Stok Karbon Tinggi (SKT).

Pelatihan ini berlangsung terhitung mulai tanggal 26 Oktober 2021 sampai dengan 29 Oktober 2021.

Hari Pertama

Kepala Bappeda Kota Subulussalam, Ramadhan, ST, MM.,  memaparkan laporan panitia terkait pelaksanaan pelatihan di depan Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang. Dalam paparannya, Kepala Bappeda mengatakan pelatihan ini dirancang untuk mengisi kesenjangan pemahaman tentang NKT-SKT di kalangan pengelola kebun dan para pihak terkait sesuai dengan panduan NKT Indonesia dan SKT toolkit, sehingga pengelola dan para pihak terkait mampu mengimplementasikan di kebun dan lokasi masing-masing.

Pelatihan ini dibuka langsung oleh Walikota Subulussalam. Walikota Subulussalam mengatakan dengan pelatihan ini diharapkan terwujudnya ekowisata Tahura Lae Kombih Kota Subulussalam sesuai dengan program prioritas dan RPJMD Kota Subulussalam.

Pelatihan NKT dan SKT ini dilaksanakan oleh pemerintah Kota Subulussalam, melibatkan 3 (tiga) SKPK yaitu : Bappeda, Dinas Pertanian, Perkebunan dan Perikanan, Dinas Lingkungan Hidup Kota Subulussalam.

Adapun peserta pelatihan NKT dan SKT ini berjumlah 39 (empat puluh) orang terdiri dari : pemerintah daerah, lsm/NGO/CSO lingkungan, perusahaan perkebunan, masyarakat/kelompok tani/koperasi dan universitas/perguruan tinggi.

Yang menjadi narasumber pada pelatihan ini adalah : para praktisi NKT-SKT Earthworm Foundation Indonesia.

 

Hari Kedua

Pelatihan dilanjutkan dengan pemaparan dari narasumber EF Indonesia. Kegiatan pada hari kedua juga difokuskan untuk persiapan pelaksanaan kegiatan lapangan pada hari ketiga.


 

Hari Ketiga

Kegiatan pada hari ketiga adalah turun lapangan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh narasumber / coach. Tugas-tugas tersebut berupa pengukuran NKT dan SKT, pengukuran debit air, dan lain sebagainya. Peserta dibagi menjadi 4 kelompok yang setiap kelompok terdiri atas 9 hingga 10 orang.

Untuk Kelompok 1 dan Kelompok 2 dilaksanakan di Tahura Lae Kombih, dan Kelompok 3 dan Kelompok 4 di Oboh untuk kegiatan pagi harinya, dan siang bergabung ke Tahura Lae Kombih bersama dengan Kelompok 1 dan Kelompok 2.

Acara juga dihadiri oleh Walikota Subulussalam, Affan Alfian Bintang dan Dandim. Walikota berharap dengan adanya pelatihan seperti nantinya Ekowisata Tahura Lae Kombih Subulussalam dapat terwujud.

Acara pada hari ketiga ditutup dengan acara makan bersama dan foto bersama

 

 

Hari Keempat

Pelatihan pada hari keempat dilaksanakan di Bappeda Kota Subulussalam. Acara pada hari keempat merupakan evaluasi pelaksanaan kegiatan pada hari ketiga. Setiap kelompok mempresentasi hasil yang dicapainya dan mendiskusikannya dengan kelompok lainnya.

Acara ditutup oleh Kepada Bappeda Kota Subulussalam, Ramadhan, ST, MM. (mi)